PGP Jawa Barat tahun 2024 "LK. Modul 1.3"

 LK. Modul 1.3.

Oleh : Achdijat Supriady

LEMBAR KERJA MODUL 1.3 

TUGAS 1. Marilah Berefleksi

1.  Apa pentingnya menciptakan suasana positif di lingkungan bapak/ibu?

Pentingnya menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah karena suasana yang kondusif dapat mendukung perkembangan mental, emosional, dan daya belajar peserta didik. Suasana positif di sekolah membantu peserta didik merasa aman, dihargai, dan termotivasi untuk belajar. Hal ini juga mendorong kolaborasi antar guru, peserta didik, dan seluruh warga sekolah, yang pada gilirannya menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan harmonis. Ketika suasana positif terjaga, peserta didik lebih mudah dalam mengembangkan potensi diri, memiliki rasa tanggung jawab, dan mampu bersikap mandiri.

2.  Sebagai seorang pendidik dan/atau pimpinan sekolah, bagaimana bapak/ibu dapat menciptakan suasana positif di lingkungan Anda selama ini?
Sebagai seorang pendidik, menciptakan suasana positif dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
  1. Menanamkan Nilai-Nilai Positif: Membudayakan nilai-nilai seperti saling menghormati, kerja sama, dan empati di lingkungan sekolah.
  2. Memberikan Dukungan Emosional: Menyediakan ruang dan waktu bagi peserta didik untuk berbicara tentang perasaan mereka dan memberikan dukungan yang diperlukan.
  3. Membangun Hubungan yang Kuat: Membangun hubungan yang baik antara guru dan peserta didik, serta antara sesama guru, untuk menciptakan rasa kebersamaan dan saling mendukung.
  4. Mendorong Partisipasi Aktif: Melibatkan peserta didik dalam pengambilan keputusan atau kegiatan sekolah untuk meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab.
  5. Menghargai Keberagaman: Menghargai perbedaan budaya, latar belakang, dan pandangan di sekolah sehingga semua peserta didik merasa diterima dan dihargai.
 3.   Apakah hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid?
Ketika suasana di sekolah mendukung, peserta didik lebih mungkin untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, merasa termotivasi, dan menunjukkan peningkatan dalam hasil belajar. Pembelajaran yang berpihak pada murid menekankan pentingnya menempatkan kebutuhan, minat, dan bakat peserta didik sebagai pusat dari proses pendidikan. Lingkungan yang positif akan memungkinkan guru untuk mengenali dan merespon kebutuhan individu peserta didik dengan lebih baik, serta menciptakan pengalaman belajar yang lebih relevan dan bermakna bagi mereka.Oleh karena itu, Suasana positif di sekolah sangat erat hubungannya dengan pembelajaran yang berpihak pada murid. 

4. Bagaimana penerapan disiplin saat ini di sekolah bapak/ibu, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang menurut Anda masih perlu diperbaiki dan dikembangkan?
Disiplin di sekolah perlu diterapkan secara konsisten namun dengan pendekatan yang mendukung perkembangan peserta didik. Untuk saat ini, disiplin di sekolah masih belum diterapkan dengan efektif, beberapa hal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan adalah:
  1. Penguatan Aturan yang Jelas dan Konsisten: Pastikan bahwa semua warga sekolah memahami aturan dan konsekuensinya, serta menerapkannya secara konsisten tanpa diskriminasi.
  2. Mengalihkan fokus dari hukuman ke upaya pemulihan dan pembelajaran dari kesalahan. Ini melibatkan dialog terbuka tentang dampak dari perilaku tertentu dan bagaimana memperbaikinya.
  3. Membantu peserta didik memahami pentingnya disiplin dari perspektif internal (misalnya, tanggung jawab pribadi) daripada hanya mengikuti peraturan karena takut dihukum.
  4. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola emosi, berkomunikasi dengan efektif, dan menyelesaikan konflik secara damai sebagai bagian dari pendekatan disiplin.
 TUGAS 2
Bapak/Ibu silakan bandingkan dengan nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip yang Bapak/Ibu miliki di sekolah Bapak/Ibu. Adakah suatu perbedaan atau persamaan? Kemudian pikirkan bagaimana nilai-nilai kebajikan yang Bapak/Ibu pilih tersebut dapat disampaikan dan menjadi fondasi dari keyakinan sekolah atau keyakinan kelas yang disepakati seluruh warga sekolah. Kemudian pikirkan kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat dilakukan agar keyakinan-keyakinan tersebut dapat dipahami, dan diterapkan seluruh warga sekolah dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Tuangkan dalam bentuk cerita sederhana pada kolom di bawah ini :

Membangun Keyakinan Warga Sekolah Berbasis Nilai Kebajikan

Di SMK Negeri 2 Bandung , terdapat beberapa nilai kebajikan yang menjadi dasar dalamsetiap kegiatan pembelajaran dan interaksi antar warga sekolah.

Nilai-nilai tersebut meliputi rasa hormat, kejujuran, tanggung jawab, dan kerja sama.

Nilai-nilai ini dijadikan sebagai prinsip utama yang harus diterapkan oleh semua warga sekolah, baik guru, peserta didik, maupun staf sekolah.

 Persamaan dan Perbedaan dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara

Nilai-nilai kebajikan di SMK Negeri 2 Bandung memiliki banyak persamaan dengan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara, terutama dalam hal menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung perkembangan pribadi peserta didik. Rasa hormat dan tanggung jawab, misalnya, sejalan dengan konsep "ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani", di mana seorang guru diharapkan menjadi teladan, memberikan dorongan di tengah, dan mendukung dari belakang. Kejujuran dan kerja sama juga relevan dengan pandangan Ki Hadjar bahwa pendidikan harus membentuk karakter dan budi pekerti yang baik, serta mendorong kolaborasi antara peserta didik dan guru.

Namun, perbedaannya terletak pada implementasi praktis di sekolah. Di SMK Negeri 2 Bandung, nilai-nilai kebajikan ini belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam keyakinan yang disepakati bersama. Beberapa guru dan peserta didik masih melihat nilai-nilai ini sebagai sesuatu yang abstrak dan tidak selalu diterapkan dalam keseharian.

 Mengintegrasikan Nilai Kebajikan Menjadi Keyakinan Warga Sekolah.

Agar nilai-nilai kebajikan tersebut dapat menjadi fondasi keyakinan sekolah, langkah pertama yang dilakukan adalah melibatkan seluruh warga sekolah dalam proses penyusunan keyakinan sekolah. Ini dilakukan melalui diskusi terbuka, di mana setiap orang dapat menyampaikan pandangannya mengenai nilai-nilai yang mereka anggap penting. Dari diskusi ini, dirumuskan keyakinan sekolah yang mencakup prinsip-prinsip kebajikan yang telah disepakati.

Setelah keyakinan sekolah disepakati, langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan keyakinan ini secara konsisten. Ini dilakukan melalui berbagai media seperti poster di ruang kelas, pengumuman rutin pada upacara bendera, dan kegiatan-kegiatan sekolah yang mengangkat tema nilai-nilai kebajikan.

Kegiatan untuk Menerapkan Keyakinan Warga Sekolah

Untuk memastikan bahwa keyakinan tersebut dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, SMK Negeri 2 Bandung menyelenggarakan beberapa kegiatan, antara lain:

  1. Program "Dhuha Bersama": Setiap Rabu, peserta didik yang menunjukkan perilaku sesuai dengan nilai kebajikan dengan melaksanakan sholat dhuha bersama di lapangan. Diharapkan memotivasi peserta didik lain untuk mengimplementasikan nilai-nilai kebajikan dalam keseharian mereka.
  2. Workshop "Karakter yang Kuat": Workshop yang diadakan bagi peserta didik, guru, dan orang tua untuk membahas pentingnya nilai-nilai kebajikan dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar sekolah.
  3. Kegiatan "Saling Menghargai dengan S-3 ": Setiap kelas melakukan kegiatan di mana peserta didik diajarkan cara untuk saling menghormati dan menghargai. Misalnya, dengan melaksanakan pembiasaan S-3 (Salam – Senyum – Sapa) bila bertemu.
  4. Proyek "Kolaborasi Sosial": Proyek ini melibatkan peserta didik dalam kegiatan kerja sama yang bermanfaat bagi komunitas, seperti membersihkan lingkungan sekolah atau mengadakan bazar amal. Melalui proyek ini, peserta didik belajar menerapkan nilai kerja sama dan tanggung jawab.
  5. Refleksi Harian: Setiap hari, baik di awal maupun di akhir pelajaran, peserta didik diajak untuk melakukan refleksi singkat tentang bagaimana mereka telah menerapkan nilai-nilai kebajikan dalam tindakan mereka sepanjang hari.

Dengan mengintegrasikan nilai-nilai kebajikan ke dalam keyakinan warga sekolah dan memastikan bahwa keyakinan tersebut dipahami serta diterapkan melalui berbagai kegiatan yang rutin dan berkesianambungan, SMK Negeri 2 Bandung berupaya menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung perkembangan pribadi setiap warga sekolah, diharapkan seluruh warga sekolah dapat hidup dan belajar sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang telah disepakati bersama.

TUGAS 3. Mengukur Motivasi

Bapak/ ibu diminta untuk  menjawab pertanyaan dibawah ini untuk mengukur motivasi bapak/ ibu selama ini !

Anda seorang guru, saat Anda hadir mengajar di kelas tepat waktu, motivasi apakah yang mendasari tindakan Anda? Apakah Anda datang tepat waktu karena tidak ingin ditegur oleh atasan Anda  dan kemudian mendapat surat peringatan (menghindari ketidaknyamanan dan hukuman) atau Anda ingin mendapatkan pujian dari atasan Anda dan mendapat penghargaan sebagai karyawan atau guru berprestasi? (mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain), atau Anda ingin menjadi orang yang menghargai waktu, menghargai diri Anda sendiri sebagai teladan bagi murid-murid Anda karena Anda percaya, tindakan Anda sebagai guru akan dicontoh oleh murid-murid Anda (menghargai nilai-nilai diri sendiri).

Manakah motivasi yang paling kuat mendasari tindakan Anda? Atau bahkan kombinasi dari dua motivasi, atau bahkan ketiga-tiganya?

Sebagai seorang guru, motivasi utama yang mendasari tindakan saya untuk hadir mengajar di kelas tepat waktu adalah menghargai nilai-nilai diri sendiri. Saya percaya bahwa sebagai pendidik, saya harus menjadi teladan bagi murid-murid saya, dan salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menunjukkan disiplin waktu. Saya ingin murid-murid saya melihat pentingnya menghargai waktu, baik dalam kegiatan belajar maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, saya juga menyadari bahwa motivasi tidak selalu datang dari satu sumber saja. Terkadang, saya juga merasa terdorong oleh keinginan untuk menghindari ketidaknyamanan atau teguran dari atasan. Meskipun demikian, motivasi ini bukanlah yang utama, melainkan hanya sebagai pengingat untuk tetap konsisten dalam menjalankan tugas saya sebagai guru.

Maka, motivasi saya adalah kombinasi dari menghargai nilai-nilai diri sendiri dan menghindari ketidaknyamanan. Tetapi yang paling kuat dan dominan  adalah keinginan untuk menjadi teladan yang baik bagi murid-murid saya dan tanggungjawab dihadapan Allah SWT.

Tugas 4. Hukuman dan Penghargaan dan Restitusi

Berikanlah tanggapan atas kasus di bawah ini

Desi kurang menguasai pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga pada saat pelajaran tersebut berlangsung, dia lebih banyak berdiam diri atau melihat bacaan di buku lain. Pak Dimas guru Bahasa Indonesia, menanyakan pertanyaan Desi menjadi gugup, dan tak sengaja menjatuhkan tenpat pensil, serta tiba-tiba menjadi gagap pada saat berupaya menjawab. Seluruh kelas pun tertawa melihat perilaku Desi yang bicara tergagap dan terkejut tersebut. Pak Dimas pada saat itu membiarkan teman-teman Desi menertawakan Desi yang tergagap dan malu luar biasa, dan malahan minta Desi  untuk maju ke depan dan berdiri di depan kelas sambil menangkat satu kaki  karena tidak bisa menjawab pertanyaan Pak Dimas. Kelas makin gaduh, dan anak-anak pun tertawa melihat Desi di depan kelas memegang ujung hidungnya. 

Apakah Anda setuju dengan tindakan pak Dimas terhadap ? Mengapa? 

Menurut Anda, tindakan Pak Dimas  terhadap Desi adalah sebuah hukuman atau konsekuensi? Mengapa? Berikan tanggapan dengan mengisi kolom di bawah!

Saya tidak setuju dengan tindakan Pak Dimas terhadap Desi.

Tindakan tersebut tidak hanya mempermalukan Desi di depan teman-temannya, tetapi juga tidak membantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya dalam belajar Bahasa Indonesia. Sebagai seorang guru, Pak Dimas seharusnya menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan aman bagi murid-muridnya, bukan malah mempermalukan mereka.

Menurut saya, tindakan Pak Dimas terhadap Desi adalah sebuah hukuman, bukan konsekuensi. Hukuman ini tidak bersifat mendidik dan justru dapat menyebabkan trauma atau rasa takut pada Desi. Hukuman tersebut tidak membantu Desi untuk memahami pelajaran yang kurang dikuasainya, melainkan hanya membuatnya merasa malu dan semakin tidak percaya diri.

Sebagai guru, penting untuk mengenali perbedaan antara hukuman dan konsekuensi. Konsekuensi harus bersifat mendidik dan membantu murid untuk belajar dari kesalahan mereka, sementara hukuman seringkali hanya fokus pada memberikan rasa malu atau penderitaan tanpa memberikan pembelajaran yang berarti. Dalam kasus ini, seharusnya Pak Dimas memberikan bimbingan dan dukungan kepada Desi agar dia dapat mengatasi kesulitannya, bukan malah mempermalukannya di depan kelas.

Apa perbedaan antara Hukuman, konsekuensi dan Restitusi?

1. Hukuman (Punishment)

  1. Definisi: Hukuman adalah tindakan yang diberikan untuk menyebabkan rasa sakit, ketidaknyamanan, atau penderitaan sebagai akibat dari perilaku yang dianggap salah atau melanggar aturan. Hukuman biasanya bertujuan untuk menghentikan atau mencegah perilaku negatif dengan cara membuat seseorang merasa tidak nyaman atau menderita.
  2. Tujuan: Mencegah perilaku buruk di masa depan melalui rasa takut atau penderitaan.
  3. Ciri-ciri:
    • Biasanya bersifat menghukum, tidak mendidik.
    • Diberikan oleh otoritas (guru, orang tua, dll.) tanpa partisipasi atau persetujuan dari pihak yang dihukum.
    • Dapat menyebabkan rasa malu, marah, atau perasaan dendam.
  1. Contoh: Memberi hukuman fisik, seperti berdiri di depan kelas atau menulis ulang sesuatu berulang-ulang. 

2. Konsekuensi (Consequences)

  1. Definisi: Konsekuensi adalah hasil logis dari tindakan atau perilaku tertentu. Konsekuensi bisa positif (reward) atau negatif (punishment), tetapi dalam konteks ini, kita fokus pada konsekuensi negatif yang muncul secara alami atau logis dari perilaku yang salah.
  2. Tujuan: Mengajarkan tanggung jawab dengan cara menunjukkan dampak nyata dari tindakan seseorang.
  3. Ciri-ciri:
    • Bisa alami (terjadi tanpa intervensi) atau logis (diatur oleh otoritas, tetapi berkaitan erat dengan tindakan).
    • Bersifat mendidik karena membantu individu memahami hubungan sebab-akibat dari tindakan mereka.
    • Diberikan dengan tujuan mendidik, bukan menghukum.
  1. Contoh: Jika seorang murid tidak mengerjakan tugas, konsekuensinya mungkin dia harus menghabiskan waktu tambahan untuk menyelesaikannya di rumah. 

3. Restitusi (Restitution)

  1. Definisi: Restitusi adalah tindakan memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh perilaku yang salah. Ini melibatkan tindakan yang memungkinkan individu untuk memperbaiki atau mengembalikan situasi seperti semula, serta memulihkan hubungan yang mungkin telah rusak akibat tindakan mereka.
  2. Tujuan: Mendorong individu untuk bertanggung jawab dan memperbaiki kesalahan mereka dengan cara yang konstruktif.
  3. Ciri-ciri:
    • Bersifat mendamaikan dan restoratif.
    • Melibatkan partisipasi aktif dari individu yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki situasi.
    • Fokus pada pemulihan hubungan dan kondisi, bukan pada memberikan hukuman.

Contoh: Jika seorang murid merusak barang milik temannya, restitusi mungkin melibatkan meminta maaf dan mengganti atau memperbaiki barang yang rusak.

Ringkasan Perbedaan:

  1. Hukuman berfokus pada menyebabkan penderitaan untuk menghentikan perilaku buruk.
  2. Konsekuensi berfokus pada menunjukkan dampak alami atau logis dari perilaku untuk mendidik.
  3. Restitusi berfokus pada memperbaiki kerusakan dan memulihkan hubungan yang terganggu oleh perilaku negatif.
Jika di kelas/ sekolah anda di dapati peserta didik yang melakukan sebuah kesalahan, pendekatan apa yang akan anda lakukan?

Pendekatan yang akan saya lakukan adalah pendekatan yang berfokus pada pendidikan dan restorasi, bukan sekadar memberikan hukuman.

Berikut adalah langkah-langkah yang akan saya tempuh:

1. Pendekatan Restoratif (Restorative Approach)

  • Mendengarkan: Saya akan mendengarkan penjelasan peserta didik tentang apa yang terjadi tanpa menghakimi. Ini memberi peserta didik kesempatan untuk menceritakan sudut pandangnya dan merasa didengarkan.
  • Memahami Dampak: Saya akan membantu peserta didik memahami dampak dari kesalahannya terhadap dirinya sendiri, teman-temannya, dan lingkungan sekolah. Ini penting untuk membangun kesadaran dan empati.
  • Restitusi: Saya akan mendorong peserta didik untuk mengambil tindakan yang memperbaiki kesalahan tersebut, seperti meminta maaf atau melakukan sesuatu yang bisa memperbaiki situasi. Ini membantu peserta didik memahami tanggung jawab mereka dalam komunitas sekolah.

2. Konsekuensi Logis (Logical Consequences)

  • Mengajarkan Tanggung Jawab: Jika ada konsekuensi logis dari kesalahan yang dilakukan, saya akan membantu peserta didik memahami dan menerima konsekuensi tersebut. Misalnya, jika peserta didik merusak properti sekolah, mereka mungkin perlu membantu memperbaikinya atau menggantinya.
  • Membuat Kesepakatan: Bersama-sama dengan peserta didik, saya akan membuat kesepakatan tentang bagaimana mereka dapat memperbaiki kesalahan dan mencegahnya di masa depan.

3. Pembinaan Karakter (Character Building)

  • Diskusi Nilai: Saya akan melibatkan peserta didik dalam diskusi tentang nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati. Ini membantu peserta didik memahami pentingnya tindakan mereka dan bagaimana mereka dapat memperbaiki diri.
  • Penghargaan untuk Perubahan Positif: Jika peserta didik menunjukkan perubahan positif setelah kesalahan, saya akan memberikan pengakuan atau penghargaan sebagai motivasi untuk terus berperilaku baik.

4. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Guru Lain

  • Melibatkan Orang Tua: Saya akan mengomunikasikan situasi kepada orang tua peserta didik dengan cara yang konstruktif dan mendukung, serta mencari solusi bersama untuk membantu peserta didik belajar dari kesalahan.
  • Dukungan dari Guru Lain: Jika diperlukan, saya akan bekerja sama dengan guru lain atau konselor sekolah untuk memberikan dukungan tambahan kepada peserta didik.

5. Menciptakan Lingkungan yang Aman dan Mendukung

  • Membangun Kepercayaan: Saya akan memastikan bahwa peserta didik merasa aman untuk mengakui kesalahan mereka tanpa takut dipermalukan atau dihukum secara berlebihan. Ini penting untuk membangun lingkungan belajar yang positif.
  • Pencegahan: Saya akan bekerja untuk menciptakan lingkungan kelas yang mendukung, di mana kesalahan dianggap sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.

Dengan pendekatan ini, saya berharap dapat membantu peserta didik memahami kesalahan mereka, memperbaiki situasi, dan belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dalam suasana yang mendukung dan mendidik.

TUGAS 5. LIMA KEBUTUHAN DASAR

Semua orang senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara. Bila mereka tidak bisa mendapatkan kebutuhannya dengan cara yang positif, mereka bisa melanggar peraturan atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.

Analisis Kasus

Najma, seorang anak kelas 3 SMK, begitu tiba di rumah sepulang dari sekolah, ia  menangis dan mengadu pada ibunya bahwa dia benci pada Bu Lala, gurunya. Menurut Anda, kebutuhan apa yang berusaha dipenuhi oleh Dinda, jika jawabannya seperti ini? Bila Anda berada dalam posisi Ibu Rani, dan mendengar informasi dari Ibunya Dinda tentang perasaan Dinda hari itu, apa yang akan Anda lakukan pada Dinda besok ketika Dinda masuk sekolah agar kebutuhan Dinda terpenuhi? 

Jawaban Dinda

Kebutuhan

Kebutuhan Tindakan Anda

“Ibu guru bilang, aku tidak boleh bersenandung sewaktu mengerjakan tugas, katanya kelas harus tenang, tidak ada suara. Kan nggak seru jadinya”

Kesenangan 

bisa mencari cara agar suasana belajar tetap menyenangkan bagi Dinda dan murid lainnya. Misalnya, bisa memberikan waktu istirahat singkat di mana peserta didik bisa bersenandung atau mendengarkan musik dengan tenang, sebelum kembali fokus mengerjakan tugas. Ini membantu memenuhi kebutuhan Dinda untuk bersenang-senang tanpa mengganggu suasana belajar.

Ibu guru tidak menyapaku hari ini, padahal aku pakai jepit rambut baru”. 

Kasih sayang dan rasa ingin di terima

bisa lebih memperhatikan dan menyapa Dinda secara pribadi. Memberikan perhatian khusus, seperti memuji jepit rambut baru Dinda, akan membuatnya merasa dihargai dan diterima. Bisa juga menciptakan suasana kelas di mana setiap peserta didik merasa dihargai dan mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan.

“Aku bosen, masa belajarnya cuma gitu-gitu aja..dengerin Ibu Guru aja”. 

Kebebasan

bisa memberikan variasi dalam metode pengajaran, seperti melibatkan peserta didik dalam diskusi, proyek kelompok, atau kegiatan belajar di luar kelas. Dengan memberikan Dinda kebebasan untuk belajar melalui metode yang berbeda dapat membantu memenuhi kebutuhan Dinda akan kebebasan dan variasi dalam belajar.

“Aku sebel, gambarku tidak rapi, malah Ibu guru nunjukin ke teman-temanku di depan kelas”.

Penguasaan 

memastikan bahwa kritik atau umpan balik diberikan secara konstruktif dan privat. Untuk memenuhi kebutuhan Dinda akan penguasaan, bisa dilakukan dengan memberikan dorongan positif dan bimbingan agar Dinda bisa memperbaiki gambarnya dengan lebih baik di masa depan. Ini bisa mencakup memberi kesempatan kepada Dinda untuk mencoba lagi atau memberikan dukungan tambahan untuk meningkatkan keterampilannya.


TUGAS 6. KEYAKINAN KELAS
Untuk mengecek pemahaman kita mengenai keyakinan kelas, isilah pernyataan di bawah ini, apakah termasuk keyakinan kelas atau peraturan kelas?
Pilih dengan cara mencentang kolom peraturan kelas atau keyakinan kelas !

Kalimat

Peraturan Kelas

Keyakinan Kelas

 

Kembalikan barang ke tempatnya

 

Dilarang mengganggu orang lain

 

Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran di mulai

 

Dilarang melakukan kekerasan

 

Dilarang menggunakan narkoba

 

Bergantian atau menunggu giliran

 

Dilarang merokok

 

Buanglah sampah pada tempatnya

 


TUGAS 7. POSISI KONTROL
Jawablah pertanyaan di bawah ini !
Setelah Bapak/Ibu  mempelajari dan melihat video posisi kontrol. Posisi kontrol manakah yang akan anda terapkan di kelas ? mengapa?

Saya pilih Model Berpikir Menang-Menang dalam pendekatan Teori Kontrol (Choice Theory).

 Alasan Mengapa Model Berpikir Menang-Menang:

  1. Menghargai Kebutuhan Semua Pihak: Model ini berfokus pada pencapaian hasil yang memuaskan semua pihak yang terlibat. Dalam konteks kelas, ini berarti mempertimbangkan kebutuhan dan perspektif murid serta guru. Dengan demikian, baik guru maupun murid merasa dihargai dan dipertimbangkan dalam proses pembelajaran.
  2. Mendorong Kolaborasi: Pendekatan menang-menang mendorong guru dan murid untuk bekerja sama dalam menemukan solusi yang memuaskan kebutuhan keduanya. Ini menghindari konflik dan meningkatkan kerja sama di kelas. Misalnya, jika seorang murid merasa bahwa metode pembelajaran tertentu tidak efektif, pendekatan menang-menang akan melibatkan diskusi antara guru dan murid untuk mencari metode yang lebih sesuai.
  3. Meningkatkan Keterlibatan Murid: Dengan memberikan murid suara dalam proses pembelajaran dan keputusan yang memengaruhi mereka, mereka cenderung lebih terlibat dan termotivasi. Ini juga meningkatkan rasa tanggung jawab mereka terhadap hasil belajar mereka sendiri.
  4. Mengurangi Ketegangan: Pendekatan ini mengurangi ketegangan dan potensi konflik yang sering timbul dari pendekatan berbasis kontrol atau pemaksaan. Dengan berfokus pada hasil yang menguntungkan bagi semua pihak, guru dan murid bisa lebih fokus pada tujuan pembelajaran daripada pada masalah hubungan atau kontrol.
  5. Mendukung Pengembangan Karakter: Pendekatan menang-menang membantu murid belajar keterampilan penting seperti negosiasi, kompromi, dan empati, yang semuanya berkontribusi pada pengembangan karakter mereka. Ini sesuai dengan filosofi Choice Theory yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan dan motivasi intrinsik.

TUGAS 8.  APLIKASI NYATA MODUL 1.3
Anda telah sampai di penghujung modul 1.3. Sekarang saatnya Anda mengimplementasikan pemahaman Anda terkait budaya positif yang dapat membantu murid belajar dengan aman dan nyaman sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara.
1.   Pilih satu topik dari lima materi budaya positif yang akan anda ambil sebagai tindakan aksi nyata di  kelas. 
2.   Buat dokumentasi sederhana aksi nyata anda dalam bentuk Vlog/ Foto/ Tulisan sederhana/ PPT. Tautkan link dokumentasi dan marteri aplikasi nyata Bapak /Ibu pada kolom berikut ini
TUGAS 9. REFLEKSI MODUL 1.3
Pada tahapan ini bapak/ibu akan melakukan refleksi untuk mendukung pengembangan berkelanjutan, sepanjang proses penerapan ini Bapak/Ibu dapat melakukan refleksi, salah satunya dengan menulis jurnal refleksi menggunakan metode Deal: dengan menjawab pertanyaan di bawah ini.
1.     Hari ini saya belajar…
Hari ini saya belajar tentang penerapan Choice Theory dalam manajemen kelas dan bagaimana teori ini dapat mengubah paradigma pengajaran dari pendekatan stimulus-respon ke kontrol internal yang lebih memberdayakan peserta didik.
2.     Hal yang paling menarik saya hari ini adalah…
Hal yang paling menarik bagi saya adalah cara Choice Theory menekankan pentingnya kebutuhan dasar manusia seperti cinta dan rasa memiliki, yang ternyata sangat relevan dalam menciptakan lingkungan kelas yang positif dan mendukung.

3.    
Tantangan terberat yang saya hadapi hari ini adalah…
Tantangan terberat yang saya hadapi adalah menerapkan konsep-konsep Choice Theory dalam skenario kelas yang nyata, terutama dalam hal mengelola peserta didik yang sudah terbiasa dengan pendekatan disiplin yang lebih tradisional.

4.    
Saya merasa bangga dengan diri saya hari ini ketika…
Saya merasa bangga dengan diri saya ketika saya berhasil menciptakan diskusi kelas yang produktif, di mana peserta didik merasa didengarkan dan bebas untuk mengekspresikan pandangan mereka tanpa takut dinilai.

5.    
Saya ingin tahu lebih banyak tentang…
Saya ingin tahu lebih banyak tentang strategi spesifik yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan Choice Theory ke dalam rutinitas kelas sehari-hari, terutama dalam hal pengelolaan konflik dan membangun motivasi intrinsik peserta didik.

6.    
Satu hal yang ingin saya coba adalah…
Satu hal yang ingin saya coba adalah membuat kontrak kelas bersama peserta didik yang didasarkan pada prinsip-prinsip Choice Theory, sehingga mereka memiliki rasa tanggung jawab dan kepemilikan terhadap aturan dan rutinitas kelas.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Kerja Kepala Program Keahlian PPLG SMKN 2 Bandung